Senin, 22 Februari 2010

L.D.R (Long Distance Realitationship)

Pacaran jarak jauh atau biasa disebut LDR (Long Distance Realitationship) bagi bagi setiap pasangan mempunyai pandangan yang berbeda-beda. ada yang mengatakan sulit adapula yang mudah.

Ada beberapa permasalahan yang seringkali timbul dari setiap hubungan LDR, mulai dari rasa cemburu yang berlebihan, tidak ada keterbukaan antar pasangan, intensitas ketemu yang kurang, rasa saling menjaga kepercayaan pasangan serta masalah-masalah lain yang timbul dari lingkungan sekitar (keluarga, kantor, teman, dll).

Bagi yang pasangan yang tidak menjalani LDR pun menurut penulis tidak akan luput dari masalah yang timbul, misalnya bosan, monoton, tingkat egois pasangan yang tinggi, serta masalah yang timbul dari luar (keluarga, kantor, rekan, dll).

Tetapi bukan berarti dari setiap hubungan hanya mempunyai masalah saja, ada juga hal-hal lainnya yang membuat setiap pasangan menjadi lebih baik dalam ketika menjalani suatu hubungan.

Beberapa hal menurut penulis yang dapat memperbaiki masalah dalam setiap hubungan dan menjadi seseorang menjadi lebih baik, diantaranya adanya sikap keterbukaan antara pasangan ( jangan diartikan buka-bukaan yeehhh.... ;-p), sikap saling percaya antara kedua belah pihak, saling memahami kebutuhan dan kondisi, saling menghormati, saling mensupport, saling menjaga dan melindungi, dan tentunya tetap berdo'a kepadaNYA.

InsyaALLAH jika setiap hubungan dilandasi hal diatas akan berakhir dengan baik.
Selanjutnya tentang --> L.D.R (Long Distance Realitationship)

Sabar nak....

Sabar yah nak, kami yakin kmu bisa ngejalanin semua cobaan ini. kmu harus terus berusaha jangan menyerah. itu adalah kata-kata yang selalu terucap dari orang tua ketika menasehati anaknya.

Mungkin kita sebagai anak bosan mendengar kalimat itu, tapi sesungguhnya itu adalah sikap suatu perhatian yang sangat tulus dari orang tua kepada anaknya.

Suatu sikap menjaga, mengasihi, membimbing, dan berbagai lainnya. yang semuanya bermaksud agar sang anak dapat memperoleh kebahagian yang diharapkan sang anak.

Jadi bagaimanakah sikap yang harus dilakukaan sang anak tuk membalas budi baik orang tua???. dari bermacam-latar belakang rekan yang penulis tanyakan mengenai hal ini menerangkan kiranya sebagai anak tak ada yang bisa membalas budi baik orang tua, wlopun ketika anak itu memberikan bergelimangkan harta kepada orang tuanya.

Jadi jika kembali pada pertanyaan bagaimana seorang anak membalas budi orang tuanya, sang anak Hanya bisa berusaha, berdo'a dan meminta maaf serta restu darinya. karena pada dasarnya "kebahagiaan orang tua adalah kesuksesan dan kebahagiaan pada anak-anaknya dalam menjalani hidup ini."
Selanjutnya tentang --> Sabar nak....

Site Info

auto link